Plankton,
selain ditumbuhkan di kolam untuk dikonsumsi langsung ikan yang dipelihara
bersama-sama di kolam tersebut, dapat pula dibudidayakan secara khusus, baik di
bak-bak fiberglass, maupun di kolam-kolam beton dan kolam tanah.
Adanya
kecenderungan peningkatan permintaan produksi perikanan mendorong berkembangnya
usaha-usaha perikanan budidaya di Indonesia. Hal ini berarti
kebutuhan benih semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan benih tersebut,
telah diterapkan teknologi manipulasi pembenihan. Kebutuhan pakannyapun
dipenuhi dari luar dengan maksud agar jumlah dan kualitas benih yang
dihasilkannya bisa maksimal.
Selama
ini jenis pakan yang banyak digunakan untuk tujuan tersebut adalah pakan
buatan. Akan tetapi, sebagai pakan benih ikan, jenis pakan buatan mempunyai
banyak kekurangan dibandingkan pakan alami. Komponen penyusun pakan alami lebih
lengkap, sehingga para pembenih ikan cenderung lebih menyukai pakan alami. Kebutuhan
ini sulit terpenuhi, karena belum ada pengusaha yang menanamkan modalnya secara
khusus dalam produksi pakan ikan alami. Pakan ikan alami yang digunakan
sebagai makanan benih ikan/udang, sebagian besar dibuat sendiri dalam satu unit
pembenihan. Hal ini dirasa kurang praktis dan tidak ekonomis, sehingga masih
terbuka kesempatan yang sangat luas untuk membuka usaha produksi pakan ikan
alami. Untuk sementara waktu, sasaran utama produksi pakan ikan alami adalah
para mahasiswa, peneliti, atau perusahaan pembenihan udang. Tetapi dalam jangka
panjang usaha ini memiliki prospek ekonomi yang baik.
Beberapa
jenis pakan alami yang telah banyak dibudayakan di air tawar adalah Spirulina,
Chlorella, Scenedesmus, Brachionus, Moina, dan Daphnia. Berikut ini akan dikemukakan budidaya Moina
(kutu air) dengan memanfaatkan limbah (kotoran ternak). Moina merupakan salah satu zooplankton yang
biasa dibudidayakan dalam kolam air tawar dan biasanya diberikan pada benih
ikan berumur 10-15 hari atau diberikan pada berbagai jenis ikan hias air
tawar. Wadah pemeliharaan untuk Moina
biasanya berupa kolan tembok yang berukuran tidak terlalu besar (100-150) m2
ketinggian kolam kurang lebih 50-60 cm.
Tahapan kerja budidaya adalah sebagai berikut:
1.
Pengeringan kolam pemeliharaan. Kolam
dikeringkan sampai kering benar dan tanah dasar kolam dapat disinari matahari
langsung. Lamanya pengeringan biasanya
3-4 hari.
2.
Pemupukan. Proses pemupukan dilakukan dalam beberapa
tahap. Tahap pertama adalah menyiapkan
pupuk melalui fermentasi dengan menambahkan bungkil kedele/bungkil kelapa. Lama fermentasi ini kira-kira 7-14 hari.
Setelah pupuk selesai difermentasi, disaring dengan menggunakan saring
0,5 cm. Hasil saringan sebanyak 1 liter
ditambah dengan bungkil kelapa sebanyak 200 gr dicampur kemudian dibungkus
dengan karung urea bekas lalu digantungkan di kolam pemeliharaan. Campuran kedua pupuk tersebut cukup untuk
memupuk air volume 1 m3 sebagai pupuk dasar atau pupuk awal.. Agar
pupuk penyebarannya merata pupuk tersebut dibagi-bagi dalam kantong-kantong
kecil. Selain pupuk dasar, untuk
menambah nutrisi bagi Moina dilakukan pula pemupukan ulangan dengan pupuk yang
sama, tapi dosisnya 1/4-1/2 pupuk dasar dengan selang waktu 4-5 hari setelah
pupuk dasar.
3.
Penebaran
dan pemeliharaan. Sehari setelah
dilakukan pemupukan dilakukan penebaran benih Moina sejumlah 30 ekor/L,
dipelihara selama 7-10 hari. Setelah
dipelihara selama itu, kepadatan Moina biasanya telah mencapai 3000-5000
ekor/L. Pemanenan dapat dilakukan dengan
menggunakan skoop net, dan pemanenan dapat dilakukan secara keseluruhan atau
sebagian-sebagian sesuai keperluan
4.
Penyimpanan. Moina yang telah dipanen dapat disimpan di
dalam ember volume 10 L dan ditempatkan
di lokasi yang teduh untuk diambil dan dimanfaatkan pada saat diperlukan.
2 komentar:
Bibit Moina dari mana bos.?.....
Terima kasih semoga bermanfaat
Post a Comment
Anda terbantu dengan materi ini, atau anda punya pengalaman lain tentang materi ini mari kita sering informasi dengan berkomentar di bawah ini, komentar anda merupakan guru bagi saya